Jumat, 05 Februari 2016

KISAH DIBALIK JERSEY BOLA

Bentuk Jersey

Sejak akhir abad ke-19, bentuk jersey juga banyak mengalami inovasi. Dari yang serba besar dan tertutup pada masa awal, serba mini pada era 1960an hingga 1990an awal.

Dasawarsa 1990an tren jersey kembali lagi ke bentuk longgar atau terlalu besar. Pemain-pemain seperti Roberto Baggio, Frank de Boer, dan lain-lain pada masa itu mengenakan jersey yang terlihat lebih lebar dibandingkan era sebelumnya yang mini.

Teknologi inovasi busana kemudian kembali berubah ketika memasuki milenium baru. Di awal milenium ketiga, Kappa mendobrak tren jersey dengan menerbitkan seri kombat yang digunakan timnas Italia di ajang Piala Eropa 2000. Setelah itu hingga saat ini, jersey-jersey sepak bola umumnya sudah menjadi slim-fit.

Jersey itu lebih menempel ke tubuh pemain untuk memudahkan pergerakan dan meminimalisasi pemain lawan menarik baju. Sejak saat itu, teknologi minimalis terus menempel pada jersey-jersey klub sepak bola maupun tim nasional.

Selain itu sistem distribusi ventilasi angin pun mulai diterapkan lewat panel berongga pada kain jersey.

Bukan hanya bentuk dan bahan saja yang mengalami inovasi. ornamen-ornamen dari jersey pun mengalami perubahan-perubahan. Pada era 1990an, penggemar sepak bola akrab dengan jersey yang memiliki kerah, kancing hingga bagian atas dada.

Kemudian jersey-jersey berlengan panjang yang dipakai pada musim dingin pun mudah ditemukan. Pada akhir 2000an, tren jersey berkerah, berkancing, dan jersey lengan panjang itu mulai meredup.

Untuk mengatasi rendahnya temperatur di musim dingin, produsen jersey sudah menyediakan dalaman yang menempel ke tubuh untuk meminimalisasi pemain merasa kedingininan.

Jersey yang digunakan pun sudah amat jarang yang berlengan panjang akibat adanya penemuan tersebut.



Sempat ada periode ketika jersey sepak bola memiliki desain longgar dan terlihat "kebesaran."



Nama, Nomor Punggung, dan Sponsor

Aturan mengenai pemberian nomor di setiap jersey mulai diketahui dibekukan pada akhir 1920an. Ketika di Indonesia--saat itu Hindia Belanda--para pemuda menggalang sumpah persatuan, di Eropa FA membakukan penggunaan nomor untuk jersey yang digunakan pemain.

Jersey itu disesuaikan dengan posisi pemain di belakang, dengan kiper utama menggunakan nomor paling kecil, 1, dan seterusnya yang tertinggi sesuai posisi di lapangan.

Tren sponsor mulai ambil bagian dari jersey terjadi pada dasawarsa 1980an. Resminya itu terjadi ketika Liverpool mengikat kontrak dengan Hitachi pada 1979. Mulai saat itu bom sponsor pun menyebar.

Tidak cuma di bagian depan, logo sponsor pun menempel di tempat lain di jersey. Seperti FC Basel yang musim ini memasang tiga sponsor di jersey saat tampil di liga domestik.

Atau di tanah air, misalnya Persib Bandung, yang menempel hingga sembilan nama sponsor di jersey saat mengarungi Liga Super Indonesia (ISL) 2015 nanti.

Namun, jauh sebelum Liverpool memunculkan gebrakan sponsor itu, pada pertengahan 1970an, klub Inggris Kettering Town pernah mengakali aturan FA dan memasang sponsor di jersey mereka.

Klub itu memajang merek lokal 'Kettering Tyres' yang diperpendek jadi 'Kettering T' --seolah-olah itu adalah kependekan dari 'Kettering Town'untuk mengakali FA. Namun, FA tak setuju dan memerintahkan klub itu menanggalkan nama Kettering T dari Jersey dan menghukumnya dengan denda.

Bukan hanya jersey untuk bermain di pertandingan, klub pun mencoba mencari peluang lewat seragam latihan dan lain-lain. Tentu saja sponsornya pun berbeda-beda.

Seperti Liverpool yang memiliki sponsor bank Standard Chartered, namun untuk seragam latihan sponsor yang tertera adalah maskapai nasional, Garuda Indonesia.



Bisnis Jersey

Pendukung klub sepak bola akan mengasosiasikan dirinya dengan klub--bahkan dengan pemain idolanya--lewat replika jersey. Penggunaan jersey adalah kebanggaan para pendukung.

Namun, itu pun tergantung dari nilai sejarah dari model jersey serta desainnya sendiri.

Bagi klub, penjualan jersey akan menjadi ajang bisnis untuk meraup untung. Setiap awal musim apparel yang menjadi sponsor klub selalu memunculkan jersey dengan model baru.

Tidak ada yang salah dari model jersey sebelumnya, namun itu dilakukan untuk meraup uang dari para pendukung tim. Selain jersey utama, jersey tandang adalah yang paling banyak diolah desain dan modelnya oleh penyedia perlengkapan olahraga klub. Proyek baru setiap awal musim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar